Review Buku A Little Life Karya Hanya Yanagihara

Ulasan Novel A Little Life Karya Hanya Yanagihara: Luka, Persahabatan, dan Ketabahan yang Membekas.

Kalau kamu sedang mencari ulasan novel yang emosional, mendalam, dan penuh refleksi, A Little Life karya Hanya Yanagihara adalah pilihan tepat. Ini bukan novel biasa—buku ini menantang emosi pembaca lewat cerita tentang luka masa lalu, trauma, dan persahabatan seumur hidup.

Pemenang Fiksi Terbaik Tahun Ini di British Book Awards.

"Saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan bahwa novel ini menantang semua yang saya pikir saya ketahui tentang cinta dan persahabatan. Ini adalah salah satu buku yang akan selalu ada di benak Anda. - Dua Lipa.

Empat sahabat yang dulunya teman kuliah di sebuah universitas kecil di Massachusetts, memutuskan untuk mengadu nasib di New York demi mengejar impian masing-masing. Dengan kondisi keuangan yang pas-pasan dan masa depan yang belum jelas, mereka hanya punya persahabatan dan ambisi sebagai pegangan. Willem, sang aktor tampan dan baik hati yang bercita-cita tinggi; JB, seorang pelukis asal Brooklyn yang cerdas namun terkadang sinis, berjuang menembus dunia seni; Malcolm, seorang arsitek berbakat yang merasa terkekang di perusahaan besar; dan Jude, sosok yang misterius, pendiam, namun sangat brilian, menjadi pusat dari lingkaran pertemanan mereka.

Review Buku A Little Life Karya Hanya Yanagihara - Edisi Bahasa Inggris

Seiring berjalannya waktu, ikatan persahabatan mereka semakin erat, namun juga diwarnai dengan berbagai masalah seperti kecanduan, kesuksesan, dan keangkuhan. Namun, seiring berjalannya usia, mereka menyadari bahwa tantangan terbesar yang harus mereka hadapi adalah Jude sendiri. Di balik sosok pengacara berbakat yang disegani, Jude menyimpan luka masa lalu yang kelam dan terus menghantuinya. Trauma masa kecil yang tak terungkapkan, bukan hanya menghambatnya, tetapi juga mengancam akan menentukan seluruh jalan hidupnya.

****

Pernahkah kamu merasa penasaran, "Bagaimana sih rasanya membaca novel yang bisa bikin dada sesak, saking dalamnya menyentuh hati? " Jika iya, "A Little Life" karangan Hanya Yanagihara bisa jadi jawabannya. Ini bukan hanya sekadar novel tebal (dengan 700 halaman lebih! ), melainkan sebuah perjalanan emosional yang menguras air mata dan menumbuhkan rasa iba.

Di tulisan ini, katalogbuku.com akan membahas tentang novel ini dari sudut sebagai seorang pembaca biasa yang gemar berpikir panjang setelah membaca, termasuk berbagai perenungan pribadi, keunggulan gaya penulisan Hanya, serta alasan mengapa buku ini layak (walaupun berat) untuk dibaca.

Sejak pertama kali terbit di tahun 2015, novel berjudul A Little Life karya Hanya Yanagihara sukses mencuri perhatian di dunia literasi modern dan menjadi perbincangan hangat. Popularitas buku ini meroket tajam hingga menjadi viral, terutama di tahun 2023. Lonjakan ini, yang terjadi delapan tahun setelah peluncurannya, membuktikan bahwa dampak novel ini melampaui sekadar diskusi sastra dan menjelma menjadi fenomena budaya berkat media sosial. Banyak ulasan positif dan video pembaca yang tersentuh hingga menangis menunjukkan betapa dalamnya keterlibatan emosional yang dipicu, bahkan cenderung teatrikal, jauh berbeda dari sekadar analisis kritis. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik novel ini tidak hanya terletak pada nilai sastranya, tetapi juga kemampuannya membangkitkan reaksi emosional yang kuat, yang kemudian diperkuat dan dibagikan secara luas di komunitas online. Akibatnya, fenomena budaya yang lebih besar ini mendorong kita untuk meninjau kembali aspek sastra dan sosial yang terkandung di dalamnya.

Empat Sahabat, Satu Kehidupan Kecil

Kisah ini sebagian besar mengambil latar di kota New York, menyoroti perjalanan empat sahabat yang telah saling mengenal sejak mereka kuliah. Setelah lulus, mereka memutuskan untuk mengadu nasib di kota yang sama. Saat itu, mereka masih berjuang secara finansial, belum tahu arah yang pasti, namun sangat mengandalkan satu sama lain dan mimpi-mimpi mereka.

Alur cerita *A Little Life* mengisahkan dinamika persahabatan Jude, Willem, Malcolm, dan JB. Mereka bertemu di bangku kuliah di New York dan menjalin hubungan yang semakin erat dari tahun ke tahun. Akan tetapi, fokus utama cerita tertuju pada sosok Jude St. Francis, seorang pria penuh teka-teki yang menyimpan trauma masa lalu yang kelam dan menyakitkan.

Lambat laun, kita mulai memahami potongan-potongan masa lalu Jude—dan di sinilah letak kekuatan emosional dari cerita ini. Isu-isu penting seperti trauma di masa kecil, perilaku melukai diri sendiri, kekerasan seksual, dan betapa beratnya perjuangan hidup divisualisasikan secara gamblang dan tanpa tedeng aling-aling.

Empat Sekawan

Jude St. Francis: Pribadi yang menjadi poros cerita, dikenal tenang, sangat cerdas, dan menyimpan misteri mendalam. Seorang pengacara yang batin serta fisiknya menyimpan luka akibat pengalaman traumatis masa lalu yang tak terungkapkan. Ia berperan sebagai "daya tarik utama" bagi persahabatan mereka.

Willem Ragnarsson: Seorang pria berhati mulia dan berparas menawan yang berambisi menjadi aktor, dan kelak sukses menjadi bintang film terkenal. Ia adalah sahabat paling dekat Jude, yang kemudian berkembang menjadi belahan jiwanya.

Jean-Baptiste "JB" Marion: Seorang pelukis berbakat, meski kadang bersikap kasar, yang berjuang meraih nama besar di kancah seni rupa.

Malcolm Irvine: Seorang arsitek yang merasa terkekang di sebuah perusahaan ternama.

Kisah ini mengisahkan perjalanan persahabatan mereka yang kian rumit dan kelam seiring berjalannya waktu, dipengaruhi oleh kesuksesan, harta, kebutuhan, serta keakuan. Jalan ceritanya kerap kali melompat-lompat, seolah mengesankan bahwa alur ini hanyalah "fragmen dari kisah yang lebih besar" alih-alih cerita utuh. Rintangan terberat bagi dua karib ini adalah Jude sendiri, yang dikelilingi insan yang menyayangi dan melindunginya, juga mereka yang mengeksploitasi dan menyakitinya. Luka batinnya yang menganga, seperti kekerasan seksual, serangan fisik, dan kecenderungan menyakiti diri, perlahan terkuak. Fokus utama cerita ini adalah "perhatian dan bantuan yang Jude terima dari orang-orang yang berjuang melindunginya dari tindakan destruktifnya sendiri. "

Pendalaman Tokoh: Gambaran Persahabatan dan Penderitaan

Jude St. Francis

Dalam buku ini, tokoh sentralnya adalah Jude, seorang pengacara yang brilian dan penuh semangat, namun selalu dihantui oleh masa lalu kelamnya yang penuh rahasia dan masalah berat. Sejak kecil, ia mengalami berbagai bentuk kekerasan—seksual, fisik, dan psikologis—termasuk oleh beberapa biarawan (Brother Luke) dan seorang psikiater yang sadis (Dr. Traylor). Trauma masa lalu itu berdampak signifikan pada kondisi jiwa dan raganya, mengakibatkan rasa sakit kronis, disabilitas fisik, serta kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri.

Meskipun dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayangi dan peduli padanya, Jude merasa kesulitan untuk menceritakan masa lalunya atau mengungkapkan kondisi mental yang dialaminya. Ia merasa bahwa dirinya "tidak layak untuk dicintai" dan "dilahirkan untuk disiksa dan dipermalukan," yang menimbulkan rasa malu dan benci pada diri sendiri yang sangat mendalam. Untuk mengatasi masalahnya, ia memilih untuk fokus pada karirnya di bidang hukum dan melampiaskannya dengan menyakiti diri sendiri. Ia juga menjalin hubungan yang destruktif dengan Caleb, yang semakin memperkuat perasaannya bahwa dirinya tidak berharga dan melakukan tindakan kasar padanya. Perjalanan hidup Jude ditandai oleh "lingkaran penderitaan yang tak berkesudahan tanpa harapan akan penebusan atau kesembuhan. " Bahkan momen-momen damai pun berakhir dengan tragedi. Pada akhirnya, ia mengakhiri hidupnya sendiri di usia 53 tahun, semakin menegaskan keyakinan penulis bahwa ada luka yang terlalu dalam untuk disembuhkan dan kematian mungkin merupakan jalan keluar terbaik.

Willem Ragnarsson

Willem adalah teman karib Jude, yang kemudian menjadi pendamping hidupnya, ditunjukkan dengan kesetiaan mendalam dan janji yang teguh. Ia kerap dipandang sebagai tumpuan Jude dan penuntun di kala gelap, sosok yang memberi ketenangan serta menopangnya saat terpuruk.

Meski menyimpan memori pilu tentang Hemming, adiknya yang bisu dan berkebutuhan khusus, berikut rasa bersalah, luka ini seolah tersembunyi dan kurang terasa dalam kisah. Ujian yang membentuk dirinya kurang digali. Sebagian pengulas berpendapat Willem "sangat cocok dengan perannya", lebih sebagai "penggerak alur" yang memicu luapan emosi Jude dan mempercepat kehancurannya. Relasinya dengan Jude dinilai "janggal" dan "sia-sia", menggeser fokus dari tema persahabatan.

Jean-Baptiste "JB" Marion

Malcolm Irvine

Seorang arsitek yang awalnya merasa tidak puas dan malu karena tergantung pada orang tuanya yang kaya. Ia ingin membuat ayahnya yang kritis merasa terkesan. Jalur hidup Malcolm terus-menerus menunjukkan kemajuan, meskipun tidak dijelaskan secara rinci; ia menemukan semangat, sukses, dan cinta. Namun, pembaca tidak melihat bagaimana ia mengatasi keraguan diri sendiri atau menghadapi ekspektasi. Perkembangannya dikritik sebagai "lebih buruk" dibandingkan JB, karena dianggap "semuanya terjadi begitu saja". Ia bertindak sebagai mediator di antara teman-teman dan menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap Jude, bahkan mengenali kelemahan tersebut sejak awal.

Karakter Pendukung

Karakter pendukung seperti Harold dan Julia (orang tua angkat Jude) serta Andy (dokter Jude) memainkan peran penting, merepresentasikan cinta dan dukungan yang tidak membeda-bedakan. Meskipun mereka digambarkan sebagai orang yang sangat mencintai dan memberikan dukungan, fokus cerita yang intens pada penderitaan Jude yang terus-menerus seringkali membuat pengaruh positif mereka tidak cukup untuk membantu pemulihan Jude.

Gaya Penulisan

Salah satu daya tarik utama A Little Life adalah bagaimana Hanya Yanagihara menulis hampir seperti puisi untuk menggambarkan penderitaan. Meskipun melelahkan, frasa panjang yang digunakannya juga menciptakan ruang emosional bagi pembaca untuk berpartisipasi dalam cerita.

Hanya dengan keberaniannya membimbing kita masuk ke dalam proses mental terdalam dari karakter kita, terutama Jude, kita akan dapat melakukannya. Kita diajak untuk mempertimbangkan trauma, rasa bersalah, dan bagaimana cinta dapat menjadi penyembuh-meski terkadang tidak cukup.

Beberapa bagian terasa repetitif, tapi justru di situlah kekuatannya: trauma itu memang berulang dan tidak pernah selesai dengan mudah.

Karakter: Kompleks, Manusiawi, dan Sangat Relatable

Penulisan buku ini dipengaruhi oleh sifat dinamis dan mendalam dari karakternya. Jude lebih dari sekadar tokoh protagonis; ia adalah tanda ketangguhan dan luka yang ekstrem. Penuh dengan cinta, Willem adalah seorang teman dan mitra. JB dan Malcolm juga membawa cita rasa yang berbeda.

Meskipun latar belakang mereka sangat berbeda dengan kita-mereka tinggal di New York, memiliki karier artistik, arsitek, aktor, dan sebagainya-perasaan mereka sangat manusiawi: kesepian, cinta, rasa malu, dan harapan.

Tema: Trauma, Cinta, dan Arti Sebuah Kehidupan

Di antara beberapa tema utama dalam A Little Life adalah sebagai berikut:

Trauma dan Pemulihan

Meskipun semua orang di sekitarnya sangat menyayangi Jude, Jude adalah contoh nyata bagaimana trauma masa lalu dapat menghantui seseorang sepanjang hidupnya.

Persahabatan dan Keluarga Terpilih

Buku ini menjelaskan bahwa keluarga tidak selalu harus bersifat biologis. Terkadang, di antara individu-individu yang memutuskan untuk tetap tinggal meskipun kita terluka, kita menemukan “rumah”.

Harapan dan keputusasaan

Ini bukan jenis buku dengan akhir yang bahagia. Namun ada keindahan dalam keputusasaan, karena cinta masih dapat ditemukan bahkan di dunia yang kejam.

Buku ini menghadirkan berbagai tema besar, seperti:

Trauma dan Penyintas
Self-harm dan kesehatan mental
Cinta dan keluarga pilihan
Kesepian dalam dunia modern

Jika kamu sensitif terhadap isu seperti pelecehan, kekerasan seksual, dan bunuh diri, harap berhati-hati sebelum membaca.

Kenapa Buku Ini Banyak Disukai (dan Juga Dikritik)?

Disukai karena:

Penuh emosi dan reflektif
Penokohan yang mendalam
Mengangkat isu penting soal trauma dan kesehatan mental

Dikritik karena:

Terlalu panjang dan intens
Beberapa adegan terasa ekstrem
Sulit dicerna dalam satu duduk

Jika kamu mencari sesuatu yang ringan dan ceria untuk dibaca, buku ini bukanlah pilihan terbaik. Namun jika kamu siap untuk menjelajahi kisah yang keras namun jujur yang akan memberikan efek mendalam, maka A Little Life harus dimasukkan dalam daftar bacaan mu.

Peringatan: Buku ini memuat informasi eksplisit tentang bun*h diri, depresi, melukai diri sendiri, dan pelecehan.

Kesimpulan: Layak Dibaca, Tapi Harus Siap Mental

Bagi para pembaca dan juga kritikus, A Little Life karya Hanya Yanagihara memiliki dampak yang besar dan beragam. Meskipun buku ini memiliki nilai sastra yang kuat dengan tulisannya yang hidup dan kedalaman emosional dari hubungan, buku ini juga menuai banyak kritik karena cara menggambarkan trauma dan keputusan yang dibuat oleh narator.

Ada konflik yang jelas antara tujuan artistik dan keyakinan filosofis Yanagihara-misalnya, ketika menceritakan trauma yang terlalu menantang untuk ditangani-dan berbagai cara yang berbeda untuk menerima dan memahami novel ini, yang sering kali bertentangan satu sama lain.

Meskipun terdapat kekurangan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan, A Little Life jelas telah memulai perdebatan penting tentang trauma, persahabatan, dan representasi, serta inti dari penderitaan dan kegigihan dalam seni. Kemampuannya untuk memancing reaksi yang kuat menjamin bahwa percakapan dan relevansinya akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Meskipun sangat indah, A Little Life juga merupakan buku yang sangat menyedihkan. Ini bukan cerita tentang akhir yang bahagia; ini tentang bertahan hidup di antara luka yang tidak pernah sembuh sepenuhnya. Buku ini layak dibaca jika kamu mencari buku yang “mengubah cara pandang Anda terhadap kehidupan.”

ulasan novel A Little Life, review buku Hanya Yanagihara, novel menyedihkan, buku tentang trauma, kisah persahabatan dalam novel, ulasan buku menyayat hati

Sudah baca A Little Life? Tulis pengalaman bacamu di kolom komentar!

Atau kalau kamu baru mau baca, siapkan hati dan tisu sebelum masuk ke dunia Jude dan teman-temannya.

****

Referensi yang digunakan dalam ulasan:

medium.com

en.wikipedia.org

theguardian.com

bookshop.org

stanforddaily.com

licharts.com

goodreads.com

thebrownandwhite.com

librarian.ai

timesnownew.com

blinkist.com

Judul	Rating	Cerita & Ilustrasi	Tebal	Berat	Format	Tanggal Terbit	Dimensi	ISBN	Penerbit
Judul A Little Life	Rating5.0	Cerita & IlustrasiHanya Yanagihara	Tebal816 halaman	Berat0.51 kg	FormatSoft cover	Tanggal Terbit2 Oktober 2024	Dimensi19.5 x 13 cm	ISBN9781529077216	PenerbitPAN MACMILLAN UK