Review novel Ternyata Tanpamu karya Natasha Rizky. Buku puisi reflektif tentang kehilangan, perpisahan, dan proses berdamai dengan diri.
Ternyata Tanpamu adalah sebuah kumpulan puisi yang menggugah pemikiran, yang membawa pembaca untuk menjelajahi beragam emosi manusia saat mengalami kehilangan, perpisahan, dan proses penyembuhan. Buku ini lebih dari sekadar pembahasan tentang sakit hati; ia juga mengangkat isu-isu spiritual, rasa syukur, dan cara-cara baru dalam memberi makna setelah berpisah dari sesuatu atau seseorang yang sangat berarti.
Natasha Rizky mulai tertarik pada puisi di masa remajanya, terpengaruh oleh budaya pop seperti film Ada Apa dengan Cinta? dan karya-karya Chairil Anwar yang sangat terkenal. Ketertarikan awalnya, yang berasal dari rasa kagum terhadap metafora yang rumit tersebut, kemudian berkembang menjadi komitmen terhadap literasi dengan mendirikan komunitas @diksiaca, yang menjadi tempat bagi lebih dari 50. 000 pengikut untuk saling berbagi kata-kata dan perasaan. Di sisi lain, Tanpamu muncul sebagai hasil puncak dari proses refleksi batin ini, yang akan dirilis pada Februari 2025 oleh penerbit Elex Media Komputindo.
Latar belakang penulis sebagai seorang ibu dari tiga anak—Megumi, Miskha, dan Miguel—serta pengalamannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk perceraian dengan Desta Mahendra pada tahun 2023, memberikan dimensi autentik yang mendalam pada karya ini. Walaupun pembaca sering kali berusaha menghubungkan isi puisi dengan kisah hidup penulis, Natasha Rizky menegaskan bahwa arti "kamu" dalam judul memiliki sifat yang lebih luas, mencakup berbagai jenis kehilangan yang bisa dialami oleh siapa saja. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kejujuran emosional yang terungkap dalam setiap bait adalah hasil dari proses "membeberkan diri" secara literer agar pesan yang disampaikan dapat dirasakan dengan lebih dalam oleh pembaca.
🧩 Tema Utama & Struktur
Buku ini dibagi ke dalam beberapa bagian yang menggambarkan fase emosi dalam perjalanan kehilangan:
- Perjumpaan – Bagaimana hubungan dimulai dan rasa harapan muncul.
- Harapan – Memaknai fase ketika hubungan terasa penuh cita-cita.
- Perpisahan – Rasa hampa dan sakit yang menyertai akhir sebuah hubungan.
- Tanpamu Tanpaku – Fase penerimaan, melepaskan, dan berdamai dengan keadaan.
Natasha ingin menunjukkan bahwa kehilangan bukan sekadar tentang kesedihan — ada hikmah, pelajaran, bahkan rasa syukur di sebaliknya.
Buku ini disusun dengan cara yang teratur dalam empat bagian penting yang menggambarkan perjalanan emosional manusia saat menjalin hubungan serta kehilangan yang menyertainya. Pembagian ini mencerminkan pemahaman penulis tentang pentingnya struktur, sehingga tidak hanya menyajikan puisi secara acak, tetapi juga menghadirkan suatu kisah perjalanan yang saling terhubung.
Bab 1: Pertemuan dan Munculnya Harapan
Bab pertama menyoroti tahap awal pertemuan, baik antara manusia satu sama lain maupun dengan sebuah mimpi baru. Dalam tahap ini, pilihan kata yang digunakan biasanya memancarkan rasa ingin tahu dan semangat. Salah satu karya puisi yang mencolok adalah "Bakah", yang ditulis pada tahun 2013 dan merekam perjalanan umrah sang penulis ke Tanah Suci, yang menunjukkan bahwa benih-benih spiritualitas telah ditanam jauh sebelum buku ini ditulis. Pertemuan diibaratkan sebagai langkah pertama dari segala harapan, tetapi penulis dengan halus memberi sinyal adanya kemungkinan "patah" yang tersembunyi di balik kebahagiaan tersebut.
Bab 2: Harapan dan Jebakan Ekspektasi
Di bab kedua, cerita bergeser ke tahap di mana harapan mulai berubah menjadi ekspektasi yang mengikat. Penulis menyelidiki bagaimana keterikatan pada hal-hal duniawi sering kali mengakibatkan seseorang tersesat. Ada kesadaran puitis bahwa ekspektasi yang berlebihan sering kali menjadi jalan menuju kekecewaan. Dari segi tema, bab ini berperan sebagai pengingat tentang betapa rentannya jiwa manusia ketika terlampau "terikat" pada ciptaan dibandingkan kepada Sang Pencipta.
Bab 3: Perpisahan sebagai Kenyataan Kehilangan
Bagian ketiga ini adalah puncak emosional dari buku ini, di mana perpisahan muncul dalam berbagai bentuk: melepaskan, kematian, pengkhianatan, atau ditinggalkan. Kumpulan puisi dalam segmen ini mencerminkan bagaimana kehidupan terus berlanjut dan kesibukan tetap ada, meskipun seseorang merasa seolah-olah dunianya hancur. Penulis menekankan bahwa kehilangan merupakan aspek penting dari keberadaan manusia yang tak terhindarkan, namun dapat dihadapi dengan ketulusan perasaan.
Bab 4: Tanpamu Tanpaku - Resolusi dan Penerimaan
Bagian terakhir ini diakui sebagai yang paling menantang untuk ditulis karena mengharuskan penulis untuk merenungkan pengalamannya secara jujur tanpa tambahan imajinasi yang berlebihan. Dalam bagian ini, ada perubahan dari rasa sakit menuju rasa syukur. Penulis mulai menyadari bahwa meskipun suatu hal telah hilang, masih ada banyak aspek yang bisa disyukuri, seperti kesehatan anak-anak dan ketenangan jiwa. Bagian ini menyampaikan pesan bahwa "ternyata tanpamu, aku baik-baik saja" melalui kekuatan cinta-Nya.
Secara fisik dan teknis, Ternyata Tanpamu diciptakan untuk menyajikan pengalaman membaca yang dekat dan terasa. Dengan bentuk hard cover dan jumlah halaman yang berkisar antara 104 sampai 108, buku ini menampilkan elemen visual yang menonjol melalui gambar yang mendampingi setiap bait puisi. Penggunaan gambar-gambar ini bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga berperan sebagai penguat makna yang membantu pembaca membayangkan emosi abstrak yang diungkapkan dalam kata.
❤️ Apa yang Membuat Buku Ini Spesial
✍️ 1. Bahasa yang Mudah Dipahami
Bahasanya mudah dipahami tetapi penuh emosi, sehingga pembaca dari berbagai latar belakang dapat merasakan setiap baris puisi yang ditulis. Puisi dalam karya ini terasa intim tetapi tetap bersifat umum, ideal bagi pembaca yang sedang menjalani proses pemulihan atau introspeksi diri.
Sebagai sebuah karya sastra, Ternyata Tanpamu memperlihatkan kekuatan melalui pemilihan kata yang sederhana tapi memiliki dampak emosional yang kuat. Tinjauan terhadap gaya bahasa pada karya ini mengungkapkan cara penulis memanfaatkan bahasa untuk menghubungkan pengalaman batin yang pribadi dengan pembaca secara luas.
🎨 2. Ilustrasi dan Tata Visual yang Estetik
Ilustrasi yang lembut dan susunan halaman yang menarik menciptakan pengalaman membaca yang tidak hanya bersifat "verbal" tetapi juga visual. Hal ini memungkinkan pembaca untuk merasakan nuansa emosional yang ingin disampaikan oleh penulis.
🧠 3. Perspektif Beragam untuk Kehilangan
Natasha tidak hanya menulis dari perspektif “yang ditinggalkan”, tetapi juga dari “yang meninggalkan”, mengisyaratkan bahwa kehilangan memiliki berbagai bentuk dan arti.
🤔 Kelebihan Buku
✔️ Bahasa yang mengalir dan mudah dicerna
✔️ Visual dan ilustrasi mendukung perasaan puisi
✔️ Relevan dengan kondisi kehidupan modern
✔️ Cocok untuk pembaca yang mencari self-healing atau inspirasi emosional
⚠️ Kekurangan Buku
❗ Beberapa pembaca merasa diksi yang digunakan cenderung sederhana atau klise, kurang kompleks secara estetika puisi.
❗ Tema yang fokus pada kehilangan mungkin terasa repetitif bagi sebagian orang.
🧑💬 Pendapat Pembaca & Rating
📍 Kesimpulan
| Judul | Rating | Cerita & Ilustrasi | Tebal | Berat | Format | Tanggal Terbit | Dimensi | ISBN | Penerbit |
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| JudulTernyata Tanpamu | Rating4.5 | Cerita & IlustrasiNatasha Rizky | Tebal104 halaman | Berat0.3800 Kg | FormatHard Cover | Tanggal Terbit14 Februari 2025 | Dimensi21 x 14 cm | ISBN9786230068676 | PenerbitElex Media Komputindo |
Kamu bisa lihat karya dari Natasha Rizky lainnya di Kamu Tidak Istimewa
Pesan dari
KATALOG BUKU
Buku pilhan lainnya:
Bingung ingin baca review buku apalagi? Silakan cari disini.
Kamu juga bisa temukan buku lain nya di Katalog Kami











.gif)

Posting Komentar
0 Komentar