Review Buku As Long as the Lemon Trees Grow Karya Zoulfa Katouh

Review Buku As Long as the Lemon Trees Grow Karya Zoulfa Katouh – Kisah Cinta dan Harapan di Tengah Perang Suriah
Temukan ulasan lengkap novel As Long as the Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh. Kisah menyentuh tentang cinta, kehilangan, dan harapan di tengah perang Suriah yang menginspirasi pembaca di seluruh dunia.

As Long as the Lemon Trees Grow adalah karya pertama Zoulfa Katouh, seorang penulis yang berasal dari Suriah dan Kanada. Buku ini diperkenalkan pada tahun 2022 dan segera menarik minat pembaca di berbagai belahan dunia. Novel ini memadukan elemen cinta, tragedi, serta kenyataan perang di Suriah, menjadikannya sebuah karya yang menggugah perasaan sekaligus menyadarkan pembaca akan penderitaan yang jarang dieksplorasi dalam sastra untuk remaja.
Nama bukunya sendiri—“Selama Pohon Lemon Masih Tumbuh”—berfungsi sebagai lambang harapan dan ketahanan manusia, meskipun dalam situasi yang penuh kehancuran.
Zoulfa Katouh, seorang penulis dari Kanada yang lahir pada tahun 1994, telah membuat dampak besar di dunia sastra remaja melalui novel pertamanya yang dirilis pada tahun 2022. Karya ini, berjudul As Long as the Lemon Trees Grow, dikenal secara khusus karena menjadikan Katouh sebagai penulis Suriah perdana yang diterbitkan di Amerika Serikat dan Inggris. Keberadaan Katouh dalam posisi ini memberikan keabsahan dan kedalaman pada cerita yang ia sampaikan, karena kisah ini bukan sekadar fiksi sejarah yang diteliti, tetapi merupakan narasi yang muncul dari pengalaman diaspora dan rasa kerinduan, menawarkan "surat cinta untuk Suriah dan rakyatnya".

Zoulfa Katouh merupakan seorang penulis muda yang lahir di Suriah dan dibesarkan di Swiss. Meskipun berpendidikan di bidang farmasi, namun kecintaannya terhadap dunia tulis-menulis membawanya ke ranah sastra. Katouh menciptakan novel As Long as the Lemon Trees Grow dengan maksud untuk mempersembahkan cerita kemanusiaan di Suriah dari perspektif yang pribadi dan penuh perasaan.
Karya ini melambangkan suara para penyintas konflik dan pengungsi yang sering kali terabaikan dalam pemberitaan media utama.

Sinopsis Buku As Long as the Lemon Trees Grow

Kisah ini berfokus pada Salama Kassab, seorang mahasiswi farmasi yang berusia 18 tahun di Homs, yang hidupnya berubah drastis ketika suara-suara kebebasan mulai menggema di Suriah. Setelah kehilangan orang tua dan saudara laki-lakinya, Salama kini mengabdikan dirinya sebagai relawan di rumah sakit, membantu para korban yang datang setiap hari.
Konflik utama dalam cerita ini terletak pada dilema moral yang dialami Salama. Ia sangat ingin menemukan cara untuk meninggalkan negaranya yang dicintainya, terutama sebelum saudara iparnya, Layla, bersalin. Hasrat untuk bertahan hidup ini nampak melalui sosok Khawf, teman imajiner yang selalu mendorongnya untuk pergi. Namun, rasa cinta dan kewajiban moralnya untuk menolong para korban yang terluka membuatnya ragu. Ketika ia bertemu dengan Kenan, seorang pemuda yang seharusnya ia temui setahun yang lalu, keraguannya untuk meninggalkan Suriah semakin dalam. Salama harus menghadapi bom, peluru, dan perubahan dalam pandangan moralnya sebelum ia bisa merasakan kebebasan yang sesungguhnya.
Namun, muncul pertanyaan: apakah ia sebaiknya tetap di Suriah untuk memberikan bantuan, atau melarikan diri untuk menyelamatkan dirinya sendiri?

Suriah: Bukan Hanya Latar, Tapi Jantung Kisah
Novel ini berlatar di Homs, di tengah-tengah konflik yang berlangsung di Suriah, tetapi Katouh dengan jelas memilih untuk menyampaikan cerita yang lebih menekankan pada revolusi demi kebebasan, bukan sekadar perang. Pemilihan kata ini sangat bermakna. Kata "perang" sering kali menghadirkan kesan ketidakberdayaan yang dirasakan oleh masyarakat sipil; sebaliknya, "revolusi" mencerminkan partisipasi aktif, ideologis, dan pencarian untuk memperoleh kebebasan.

Dengan menggambarkan konflik sebagai revolusi, Katouh menegaskan bahwa Salama dan masyarakat Suriah memiliki kemampuan moral serta pilihan untuk memperjuangkan kebebasan mereka. Novel ini adalah simbol harapan, cinta, dan potensi di tengah perjalanan Revolusi Suriah. Ini menggambarkan bahwa perjuangan yang diilustrasikan adalah usaha dari rakyat untuk menentukan masa depan mereka sendiri, dan menjelaskan mengapa Salama, meskipun menghadapi situasi yang sangat mengerikan, merasa terdorong untuk tetap berada dan berjuang demi kebebasan di Suriah.

Hidup Salama merupakan rangkaian pertimbangan etika yang kelam. Sebagai sukarelawan di rumah sakit, ia menyaksikan penderitaan yang tak terperikan setiap hari, termasuk "pemandangan seorang manusia yang berjuang untuk bernapas". Ia berhadapan dengan perubahan moral; ia harus menentukan kapan meninggalkan tanah airnya dianggap sebagai pengkhianatan, dan kapan itu merupakan hak asasi untuk bertahan hidup.
Latar belakang rumah sakit menyoroti tekanan emosional yang dialami oleh tenaga medis, di mana setiap jiwa yang gagal diselamatkan terasa seperti darah yang menyatu dengannya: “Setiap nyawa yang tidak bisa saya selamatkan selama jam kerja, satu tetes darah menjadi bagian dari diri saya”. Dilema ini menjadi inti persoalan: apakah kesetiaan kepada negara dan keinginan untuk membantu yang terluka lebih penting daripada tanggung jawab pribadi untuk bertahan hidup dan melindungi Layla serta calon bayi? Novel ini menggali area kelabu ini, menghadirkan gambaran yang mendalam tentang beban psikologis yang dialami oleh mereka yang memilih untuk tetap berada di area konflik.

Tema dan Pesan Moral

As Long as the Lemon Trees Grow berfungsi sebagai catatan fiktif yang kuat mengenai kehidupan masyarakat Suriah yang mengalami kehilangan segalanya, namun tetap menemukan daya juang untuk terus melawan. Novel ini dengan jelas menggambarkan kesengsaraan dan perjuangan warga selama konflik yang berlangsung lama.
Buku ini menyoroti banyak tema penting, seperti:

Trauma dan kesehatan mental akibat perang
Kemanusiaan di tengah kekerasan
Cinta dan harapan yang tetap hidup, bahkan di situasi paling gelap
Pilihan moral antara kewajiban dan keselamatan diri

Zoulfa Katouh menulis dengan gaya yang puitis dan emosional, membuat pembaca benar-benar merasakan penderitaan dan keindahan dalam waktu yang sama.

Nilai kemanusiaan dari novel ini terletak pada kemampuannya untuk menampilkan sisi-sisi individu dan cerita pribadi dari data statistik pengungsi. Melalui narasi yang diambil dari peristiwa nyata, Katouh mengajak pembaca untuk memahami kenyataan pahit dari trauma mendalam yang disebabkan oleh peperangan. Cerita ini mengeksplorasi kerinduan akan tempat tinggal, kerinduan terhadap orang-orang tercinta, dan pentingnya menjaga harapan meskipun lingkungan di sekitar karakter mengalami kehancuran. Hal ini menjadikan novel ini sangat relevan dan memberikan dampak dalam dunia sastra modern yang membahas tema-tema kemanusiaan secara global.

Kesimpulan

As Long as the Lemon Trees Grow melewati batas kategori Fiksi Sejarah Remaja yang biasa. Zoulfa Katouh tidak hanya mengisahkan kengerian dari konflik di Suriah, tetapi juga memberikan analisis mendalam tentang bagaimana trauma muncul secara internal, melalui karakter fiktif Khawf. Pilihan penulis untuk mengatur cerita sebagai perjuangan menuju kebebasan, dengan simbolisme pohon lemon yang kokoh, memberikan kedalaman moral yang kuat pada kisah cinta dan perjuangan Salama.
Novel ini berhasil menggabungkan realitas keras dari perang dengan harapan yang terus menyala, menjadikannya cerita yang menyayat hati tetapi juga mengubah perspektif pembaca. Buku ini menyajikan pandangan yang kuat dan relevan tentang krisis kemanusiaan saat ini, dituturkan dari sudut pandang yang mewakili konteks tersebut.
Oleh sebab tema yang dalam, perasaan yang mendalam, dan keterkaitan isi dengan masalah dunia, As Long as the Lemon Trees Grow disarankan sebagai buku penting yang patut untuk dibaca. Pembaca diharapkan untuk membeli buku ini secara resmi guna mendukung para penulis baik lokal maupun internasional, serta ikut serta dalam diskusi daring dan komunitas pembaca untuk memperoleh pandangan yang lebih luas mengenai pengaruh novel yang tak terlupakan ini.
Buku As Long as the Lemon Trees Grow sangat direkomendasikan untuk:

Pembaca yang menyukai kisah emosional dan reflektif
Pecinta novel dengan latar perang dan perjuangan kemanusiaan
Pembaca muda yang ingin memahami isu sosial global dengan cara yang lebih personal

Novel ini bukan hanya cerita tentang perang, tetapi juga tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk tetap hidup.
"As Long as the Lemon Trees Grow" sangat cocok untuk penggemar sastra humanis dan mereka yang menikmati kisah emosional yang berfokus pada perang. Karya ini bukan hanya bercerita mengenai kesedihan, tetapi juga merayakan harapan dan ketahanan manusia ketika segalanya runtuh.

Judul	Rating	Cerita & Ilustrasi	Tebal	Berat	Format	Tanggal Terbit	Dimensi	ISBN	Penerbit
JudulAs Long as the Lemon Trees Grow	Rating4.9	Cerita & IlustrasiZoulfa Katouh	Tebal512 halman	Berat0.4500 kg	Format-	Tanggal Terbit08 Oktober 2025	Dimensi21 x 13 cm	ISBN9786024413903	PenerbitMizan