Review Buku Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu Karya Helo Bagas: Potret Emosional Tentang Luka, Ibu, dan Proses Pulih
Bagi kamu yang mencari buku yang akan menyentuh perasaan kamu dan memberikan pemikiran yang mendalam, “Ibu Aku Nggak Sekuat Itu” karya Helo Bagas adalah pilihan yang tepat. Buku ini merupakan catatan emosional yang mendorong pembaca untuk berani menerima kekurangan mereka dan menemukan kekuatan dalam perjalanan penyembuhan, bukan hanya sekedar kata-kata.
Bagi penggemar buku yang menyukai tema keluarga, sakit batin, dan perjalanan penyembuhan diri, novel “Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu” karya Helo Bagas mungkin akan sangat menggema. Buku ini merupakan cerminan yang memperlihatkan hubungan antara anak dan ibu-dengan segala kompleksitas perasaan, luka, dan cinta yang tak selalu mudah diungkapkan-bukan sekadar kumpulan kata-kata yang indah.
Dalam review ini, kita akan membahas isi buku, kekuatan penulisan, pesan yang disampaikan, serta alasan kenapa buku ini layak masuk daftar baca kamu.
Tentang Penulis dan Buku
Buku ini berkisah tentang seorang anak muda yang mengalami trauma emosional yang sebagian besar terkait dengan hubungannya dengan ibunya. Pembaca diajak untuk merasakan perjalanan emosional sang tokoh utama dari masa kecil yang penuh ketegangan, melewati masa-masa kesepian, hingga konflik batin yang kompleks yang dihadapinya sebagai orang dewasa melalui serangkaian cerita dan monolog dalam pikirannya.
Cerita Hello Bagas ditulis dengan bahasa yang sederhana namun sangat kuat secara emosional. Judulnya sendiri, Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu, mencerminkan sebuah penerimaan yang tulus bahwa tidak semua anak dapat menaklukkan luka dan harapannya seorang diri.
Penulis Helo Bagas, yang terkenal dengan karya-karyanya yang puitis dan sangat personal, kembali dengan sebuah buku yang sangat mendalam. Diterbitkan oleh Kawah Media, ini adalah buku kedua dari sang penulis. Gagasan utama dari buku ini adalah tentang hubungan antara anak dan orang tua, terutama ibu, dan tentang luka batin yang tanpa disadari masih membekas.
Judulnya sudah sangat menggugah dan transparan. Buku ini memuat pengakuan seorang anak kepada ibunya tentang perasaan tidak berdaya, tidak ideal, dan tidak sekuat yang diasumsikan ibunya. Bagas dengan jelas menceritakan kisah hidupnya, mulai dari kecemasan, rasa takut, sampai usahanya untuk berdamai dengan ingatan dan luka masa lalu.
Kesuksesan buku Ibu, Aku Tak Sekuat Itu Tidak melihat jalan dan kepribadian Bagas Ali Prasetyo, yang sering dikenal dengan nama Helobagas, membuatnya sulit untuk dipahami sepenuhnya. Pada dasarnya, perjalanannya dari seorang siswa SMA hingga menjadi kreator terkenal di berbagai platform digital membantu bukunya terhubung secara emosional dan menjangkau banyak orang.
Dari Wattpad ke Spotify Eksklusif, Helobagas sebagai Seniman Digital Multidimensi
Berawal sebagai penulis di situs online Wattpad saat ia masih duduk di bangku kelas 11, Bagas mulai mengembangkan kemampuan menulisnya sejak SMP. Sejak SMP, saat ia menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan bahkan memenangkan kontes menulis cerpen yang mewakili sekolahnya, kemampuan menulisnya semakin berkembang. Menemukan pembaca dan bahkan mendapatkan komentar buruk dari teman-teman yang menyebut tulisannya “sampah” adalah salah satu tantangan awalnya. Namun, alih-alih menyerah, ia justru menjadikan kritikan tersebut sebagai inspirasi untuk terus meningkatkan kemampuannya. Kisah jujur tentang ketangguhan ini telah tumbuh menjadi bagian yang tak terhapuskan dari citra publiknya.
Setelah membangun eksistensi di Wattpad, ia memperluas karyanya ke situs-situs lain, menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Pada tanggal 1 Juli 2017, Ia meluncurkan akun Instagram-nya, @helobagas, dan sejak saat itu telah mengumpulkan ratusan ribu pengikut. Dengan konten yang disukai seperti Cerita Sebelum Tidur dan podcast Kita dan Waktu, ia juga merambah ke YouTube dan Spotify.
Spotify mengalami terobosan besar ketika salah satu episodenya masuk ke dalam Top 20, bersaing dengan artis-artis terkenal. Meskipun ia bukan sosok yang terkenal, Bagas mengatakan bahwa kualitas suara dan kemampuannya yang luar biasa membuatnya berbeda dan pada akhirnya berujung pada perjanjian eksklusif dengan Spotify Indonesia. Pertumbuhan Wattpad, Instagram, YouTube, dan Spotify yang cepat menunjukkan evolusi strategis yang berhasil menjangkau audiens yang lebih beragam dan lebih besar.
Cara ekonomi kreator telah mengubah industri penerbitan ditunjukkan oleh sinergi antara karier digital dan buku-bukunya. Helobagas telah memiliki pengikut yang cukup banyak dan setia, berbeda dengan penulis tradisional yang harus membangun audiens dari awal setelah penerbitan. Salah satu buku dari buku-bukunya, Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu berfungsi sebagai produk material yang memperkuat pengembangan ikatan emosional secara virtual. Hal ini menunjukkan perubahan perspektif di mana memiliki pembaca yang terlibat secara emosional sama berharganya dengan kualitas tulisan itu sendiri.
Tema dan Pesan yang Diangkat
1. Kompleksitas Hubungan Ibu dan Anak – Buku ini menunjukkan bahwa ikatan antara ibu dan anak tidak selalu dalam keadaan selaras. Terdapat cinta, namun juga ada rasa sakit yang sulit untuk diungkapkan. Penulis menjelaskan bahwa cinta seorang ibu tidak selalu dirasakan dengan cara yang sama oleh anaknya.
2. Luka Batin dan Kesehatan Mental – Helo Bagas dengan berani mendiskusikan isu yang biasanya dihindari: trauma yang dialami dalam keluarga dan pengaruhnya bagi kesehatan mental individu. Buku ini berfungsi sebagai pengingat bahwa menjaga kesehatan mental tidak kalah pentingnya daripada menjaga kesehatan fisik.
3. Kejujuran Emosional – Satu pesan utama dari buku ini adalah keberanian untuk mengakui kekurangan. Mengatakan "aku lelah" atau "aku nggak mampu" adalah sebuah langkah menuju pemulihan dan bukannya sebuah indikasi kelemahan.
4. Proses Healing
Buku ini bukan hanya tentang luka tetapi juga tentang penyembuhan. Ada refleksi, penerimaan, dan upaya rekonsiliasi dengan masa lalu. Buku ini tidak berhenti pada pengakuan akan rasa sakit. Helo Bagas juga menawarkan jalan keluar, sebuah proses untuk memahami diri sendiri, memaafkan, dan pada akhirnya menemukan kekuatan baru untuk bangkit. Ini adalah buku yang penuh dengan harapan, bukan hanya keluhan.
Keresahan Pribadi dan Resonansi Kolektif: Filosofi yang Mendasari Karya ini
Karya-karya Helobagas sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan rasa empatinya terhadap pendengar. Dia tergerak oleh "kekhawatiran" pribadinya dan menyadari bahwa tidak semua orang memiliki tempat untuk bersandar dan berbagi cerita, maka dari itu dia ingin menciptakan ruang virtual untuk mereka.
Pengalamannya tumbuh dalam keluarga yang tidak mampu dan pernah menjadi korban perundungan (bullying) membentuk perspektifnya tentang kehidupan dan kepekaan. Dia melihat orang tuanya, terutama ibunya, sebagai pendorong terbesar dalam hidupnya. Dia mengungkapkan bahwa ibunya selalu menanyakan "apakah kamu baik-baik saja? " setiap kali dia menulis tentang kesedihan, yang mencerminkan hubungan emosional yang mendalam dan menjadi sumber motivasi utama bagi karyanya.
Pengalaman pribadi seperti itu, karena diberikan bentuk dalam kata-kata, beresonansi pada tingkat universal yang juga dialami oleh banyak pembaca. Helobagas menganut pandangan bahwa karya-karya yang baik berasal dari pergolakan karena perasaan yang dimiliki oleh satu orang biasanya juga merupakan perasaan bersama yang dimiliki oleh banyak orang. Dengan demikian, buku-buku ini memberikan apa yang disebutnya sebagai “perasaan komunal” di mana para pembaca tidak merasa begitu terisolasi dalam masalah-masalah mereka. Buku-buku Helobagas adalah cermin dan teman bicara, sekaligus motivator. Ini adalah ilustrasi dari keinginan pembaca muda untuk mendapatkan penegasan dan pengakuan atas pengalaman emosional yang beraneka ragam, yang telah menjadi inti dari kesuksesan komersialnya.
Respon Pembaca
Tanggapan terhadap "Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu" menunjukkan efek emosional yang kuat dan merupakan bagian dari tren sosial yang lebih luas.
Di situs ulasan buku online Goodreads, buku ini memiliki peringkat 3,84 dari 31 ulasan. Yang lebih mengesankan lagi adalah jumlah yang ingin membacanya, yaitu 154 orang, jauh lebih tinggi daripada jumlah yang membacanya saat ini, yaitu 26 orang. Hal ini menunjukkan minat pasar yang cukup besar, dengan buku ini menonjol dan membuat banyak daftar tentang apa yang ingin mereka baca.
Namun, dampak emosionalnya paling terlihat pada platform seperti TikTok. Komentar-komentar pembaca menunjukkan reaksi yang ekstrem dan personal. Ungkapan seperti “tidak tahan dengan para ibu” dan pengakuan bahwa buku ini membuat mereka menangis setelah menggunakan perawatan kulit adalah bukti nyata betapa dalamnya buku ini menyentuh emosi para pembacanya. Helobagas sendiri secara aktif menggunakan TikTok untuk memasarkan bukunya, mengarahkan pembacanya ke etalase profilnya. Interaksi ini memperkuat hubungan antara penulis dan audiens, mengubah pemasaran menjadi dialog yang otentik.
Analisis Karakter
Tokoh Utama
Ia digambarkan sebagai seseorang yang rapuh namun berusaha untuk menjadi kuat. Ia mencintai ibunya tapi juga terluka oleh sikap ibunya. Karakter ini terasa hidup karena Helo Bagas memberikan ruang bagi pembaca untuk merasakan pergulatan batinnya.
Sosok Ibu
Tidak digambarkan sebagai sosok jahat, melainkan manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan. Buku ini mengajak pembaca memahami bahwa orang tua pun bisa memiliki luka mereka sendiri, yang kadang tanpa sadar diwariskan kepada anak.
Mengapa Buku Ini Layak Dibaca?
1. Pesan Mendalam yang Universal
Meskipun ini adalah tulisan yang sangat pribadi, Helo Bagas mampu menyusun kalimat yang membuat orang merasa terwakili. Sebagian besar anak pernah berada dalam situasi ini: ingin menyenangkan orang tua mereka, namun merasa tidak cukup di saat yang sama. Dengan buku ini, mereka menemukan kepastian bahwa menjadi lemah itu diperbolehkan.
2. Gaya Penulisan Puitis dan Emosional
Seperti ciri khasnya, Bagas menggunakan bahasa yang indah, puitis, dan menyentuh. Setiap kalimatnya terasa begitu dekat dengan perasaan pembaca, seakan-akan ia sedang berdialog langsung dengan kita. Hal ini membuat buku ini mudah dinikmati dan sulit untuk dilupakan.
3. Visual yang Mendukung
Selain tulisan, buku ini juga memiliki ilustrasi yang menarik yang semakin memperkuat kesan yang ingin disampaikan. Ilustrasi bukan sekadar hiasan, tetapi tetap menjadi bagian integral dari cerita dan berfungsi untuk membangkitkan perasaan yang lebih kuat pada pembaca.
4. Bukan Hanya tentang Luka, tapi Juga Penyembuhan
Buku ini tidak berhenti pada pengakuan akan rasa sakit. Helo Bagas juga menawarkan jalan keluar, sebuah proses untuk memahami diri sendiri, memaafkan, dan pada akhirnya menemukan kekuatan baru untuk bangkit. Ini adalah buku yang penuh dengan harapan, bukan hanya keluhan.
Kelebihan Buku
- Relatable – Banyak pembaca menemukan pengalaman mereka tercermin di sini.
- Bahasa Menyentuh – Kalimat sederhana, tapi sarat emosi.
- Mengangkat Isu Kesehatan Mental – Jarang ada novel Indonesia yang membicarakan luka batin dalam konteks keluarga dengan cara yang setulus ini.
- Struktur Bebas – Membuat pembaca bisa menikmati setiap bagian sebagai potongan refleksi.
Kekurangan Buku
- Nuansa Melankolis yang Kental – Bagi pembaca yang tidak suka cerita emosional, mungkin terasa berat.
- Minim Konflik Eksternal – Fokusnya pada perasaan dan refleksi, bukan pada plot yang padat.
- Gaya Puitis Bisa Terasa Berulang – Jika dibaca sekali duduk, beberapa bagian terasa mirip.
Untuk Siapa Buku Ini Cocok?
- Mereka yang sedang dalam proses penyembuhan diri (healing).
- Pembaca yang ingin memahami dinamika emosional hubungan ibu-anak.
- Pecinta sastra Indonesia kontemporer yang menyukai gaya reflektif.
- Siapa pun yang ingin belajar mengungkapkan perasaan dengan jujur.
Kesimpulan
“Ibu, Aku Tidak Sekuat Itu” adalah buku yang sangat direkomendasikan bagi Anda yang telah berjuang dengan diri sendiri, ingin lebih mengenal luka-luka masa lalu, dan ingin bergaul lebih baik dengan orang tua. Buku ini adalah teman yang akan menemani kamu dalam perjalanan penyembuhan kamu, menunjukkan kepada kamu bahwa kekuatan yang sesungguhnya terkadang terletak pada keberanian untuk mengakui bahwa kita tidak kuat.
Ibu, Aku Tidak Sekuat Itu adalah novel introspektif yang mendorong orang untuk berani menyadari luka, memaafkan, dan melihat hubungan ibu dan anak dengan lebih jujur.
Penulisannya yang emosional dan liris membuatnya menjadi bacaan yang menarik bagi siapa pun yang pernah berjuang melawan kelelahan namun tetap mencintai. Bagi mereka yang ingin membaca sesuatu yang ringan, buku ini akan terasa berat, namun bagi mereka yang ingin merenung akan menganggapnya sebagai salah satu bacaan terbaik dalam kategori introspeksi emosional.
Rekomendasi Buku Serupa
Jika kamu menyukai buku ini, kamu mungkin juga akan suka:
- Ayahku (Bukan) Pembohong – Tere Liye
- Luka, Perih, dan Pelukan – Boy Candra
- Ibu, Doakan Aku – Asma Nadia
*****
Judul | Rating | Cerita & Ilustrasi | Tebal | Berat | Format | Tanggal Terbit | Dimensi | ISBN | Penerbit |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
JudulIbu, Aku Nggak Sekuat Itu | Rating4.0 | Cerita & IlustrasiHelo Bagas | Tebal200 Halan | Berat0.2kg | FormatSoftcopy | Tanggal Terbit10 Februari 2025 | Dimensi20.5 x 14 cm | ISBN9786231063076 | PenerbitKawah Media |



Pesan dari
KATALOG BUKU
Buku pilhan lainnya:
Bingung ingin baca review buku apalagi? Silakan cari disini.
Kamu juga bisa temukan buku lain nya di Katalog Kami
Posting Komentar
0 Komentar